Di antara dzikir yang dirutinkan

  1. Dzikir Setelah Melaksanakan Shalat

Setelah seseorang selesai mengerjakan shalat, hendaknya seseorang tidak langsung berpaling kemudian beranjak pergi, akan tetapi berdzikirlah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah kepada Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (Q.S. An Nisa : 103)

Dengan seseorang berdzikir kepada Allah Ta’ala ketika selesai mengerjakan shalat maka dzikir tersebut akan menjadi penambal kekurangan-kekurangan yang ada dalam shalatnya, dan juga di setiap lafadz dzikir yang diucapkan di sana terdapat keutamaan tersendiri.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tiada yang menghalanginya masuk surga kecuali maut (kematian).” (H.R. An-Nasai dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

  1. Dzikir pagi dan petang

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di sore hari dan waktu kamu berada di waktu pagi hari” (Q.S. Ar-Rum : 17)

Di antara banyaknya lafadz dzikir pagi petang, ada satu lafadz dzikir yang memiliki keutamaan yang sangat besar, yakni lafadz dzikir sayyidul istighfar.

Dari  Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Istighfar yang paling baik adalah seorang hamba mengucapkan : Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii fahgfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuba illaa anta Artinya: (“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”)

Beliau bersabda: “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (H.R. Bukhari)

  1. Dzikir sebelum tidur

Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata (yang artinya), “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ‘Qul huwallahu ahad…’ (surat Al Ikhlash), ‘Qul a’udzu bi rabbil falaq…’ (surat Al Falaq) dan ‘Qul a’udzu bi rabbin naas…’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)

Hal ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin pada masa ini, yakni mereka mendengarkan musik sebelum tidur. Ketahuilah wahai saudaraku, sungguh apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (dzikir sebelum tidur) lebih menenangkan hati dan pikiran daripada sekedar mendengarkan alunan musik.

Bersemangat menghafal dan mengamalkan dzikir kepada Allah

Saudaraku, sebagai makhluk yang lemah kita sangat membutuhkan pertolongan dan perlindungan dari Allah Ta’ala. Untuk itu marilah kita bersungguh-sungguh dalam menghafal dan mengamalkan dzikir dan doa yang disyariatkan rutin diamalkan setiap hari agar hati kita menjadi tenang dan senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah Ta’ala.

Ada sebuah dzikir yang mudah dirutinkan setiap saat namun berat di timbangan amalan. Dzikir tersebut adalah bacaan “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung)”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

dzikir dan doa yang disyariatkan sangatlah banyak dan bukan terbatas apa yang tercantum pada pembahasan kali ini. Masih banyak dzikir dan doa lain yang disyariatkan. Di antara kitab dzikir yang bisa menjadi rujukan adalah kitab Hisnul Muslim Karya Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani rahimahullahu.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita taufiq untuk bisa berdzikir dan mengingat-Nya di manapun dan kapanpun kita berada.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAI TENTANG RIBA

AMALAN RINGAN BERPAHALA BESAR

Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Larangan Perundungan (Bullying)